Pada tahun 2017, China mengumumkan rencana ambisiusnya untuk menjadi pemimpin global dalam kecerdasan buatan (AI) pada tahun 2030. Hal ini merupakan bagian dari strategi nasional yang lebih luas untuk memperkuat posisi negara tersebut dalam berbagai bidang teknologi dan inovasi. Sejak saat itu, China telah berinvestasi besar-besaran dalam penelitian dan pengembangan AI, serta menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan sektor ini, baik di sektor publik maupun swasta. Target ini menunjukkan ambisi besar China untuk mengendalikan masa depan teknologi global dan memberikan dampak yang signifikan terhadap ekonomi dunia.
1. Peningkatan Investasi dalam Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Salah satu langkah utama yang diambil China untuk mencapai tujuannya menjadi pemimpin global dalam AI adalah dengan meningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D). Pada tahun 2020, China tercatat sebagai negara dengan pengeluaran R&D terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Sejumlah besar dana dialokasikan untuk riset dan pengembangan dalam bidang AI melalui berbagai program pemerintah, universitas, dan lembaga penelitian.
Selain itu, China juga mendorong kolaborasi antara universitas dan industri swasta untuk mempercepat penerapan teknologi AI dalam berbagai sektor, seperti manufaktur, pertanian, kesehatan, dan mobilitas. Pemerintah China juga membentuk kemitraan dengan perusahaan-perusahaan besar seperti Baidu, Alibaba, dan Tencent, yang sudah mengembangkan AI untuk berbagai aplikasi, termasuk pencarian web, e-commerce, dan layanan keuangan. Dengan menggabungkan penelitian akademis dan industri, China berharap dapat menciptakan solusi AI yang lebih efektif dan dapat diterapkan di berbagai sektor.
2. Pengembangan Infrastruktur AI yang Kuat
Untuk mendukung pengembangan dan penerapan teknologi AI, China juga berfokus pada pembangunan infrastruktur digital yang diperlukan untuk menjalankan algoritma AI secara efisien. Salah satu aspek utama dari infrastruktur ini adalah komputasi awan (cloud computing) dan big data. China memiliki beberapa perusahaan besar yang menyediakan layanan komputasi awan, seperti Alibaba Cloud dan Huawei Cloud, yang mendukung pengolahan data dalam skala besar yang sangat penting bagi perkembangan AI.
Selain itu, China juga berinvestasi dalam pengembangan kecerdasan komputasi, dengan membangun pusat data dan jaringan 5G yang sangat cepat untuk memproses dan mentransmisikan data secara real-time. Hal ini memungkinkan penerapan AI dalam aplikasi industri, seperti kendaraan otonom, manufaktur cerdas, dan kota pintar. Infrastruktur yang kuat ini juga mendukung perusahaan-perusahaan AI untuk mengembangkan produk dan layanan yang lebih canggih.
3. Kebijakan Pemerintah yang Mendukung AI
Pemerintah China memainkan peran yang sangat penting dalam mewujudkan visi negara tersebut untuk menjadi pemimpin global dalam AI. Salah satu langkah utama yang diambil adalah pengembangan kebijakan dan regulasi yang mendukung inovasi teknologi, serta penciptaan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan industri AI. Rencana aksi nasional yang diumumkan pada tahun 2017, yang dikenal sebagai Rencana Pengembangan Kecerdasan Buatan China 2030, memiliki tujuan besar untuk mendorong penelitian AI, meningkatkan penerapan teknologi ini dalam ekonomi, dan menciptakan pasar AI yang matang.
China juga telah menciptakan kebijakan yang mendukung penggunaan data besar untuk pelatihan model AI. Sebagai bagian dari rencana ini, data dari berbagai sektor publik dan swasta, seperti sistem transportasi, e-commerce, dan layanan kesehatan, dipandang sebagai sumber daya yang sangat berharga untuk pengembangan algoritma AI yang lebih baik. Sumber daya data yang melimpah ini memberi China keunggulan kompetitif dibandingkan negara lain, yang sering kali memiliki kendala terkait privasi dan akses terhadap data.
4. Fokus pada Sektor Ekonomi Utama
China tidak hanya berfokus pada pengembangan teknologi AI secara umum, tetapi juga menargetkan sektor-sektor ekonomi utama untuk meningkatkan penerapan teknologi ini. Salah satu sektor yang menjadi fokus utama adalah industri manufaktur. China telah mengembangkan industri manufaktur cerdas yang menggunakan robotika dan AI untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia. AI digunakan untuk mengotomatisasi proses produksi, memantau kualitas produk, serta mengelola rantai pasokan secara lebih efektif.
Selain itu, sektor mobilitas juga menjadi area yang mendapat perhatian besar. China berinvestasi dalam pengembangan kendaraan otonom dan sistem transportasi pintar yang akan mengubah cara orang bergerak dan barang dipindahkan di seluruh negeri. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan-perusahaan seperti Baidu dan NIO telah mengembangkan kendaraan otonom yang menggunakan AI untuk meningkatkan keselamatan, efisiensi, dan kenyamanan.
Di bidang kesehatan, China juga menargetkan penerapan AI untuk diagnosis medis, pengobatan presisi, dan pemantauan pasien secara jarak jauh. Misalnya, AI digunakan untuk menganalisis gambar medis, membantu dokter dalam diagnosis lebih cepat dan lebih akurat. Ini adalah langkah besar untuk meningkatkan sistem kesehatan China, yang sekaligus menunjukkan potensi aplikasi AI di seluruh dunia.
5. Tantangan yang Dihadapi
Meskipun China telah membuat kemajuan yang signifikan dalam pengembangan AI, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi untuk mencapai tujuannya menjadi pemimpin global pada 2030. Salah satunya adalah persaingan global dari negara-negara seperti Amerika Serikat, yang juga berfokus pada pengembangan teknologi AI. Beberapa negara lain, seperti Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara Uni Eropa, juga memiliki rencana yang ambisius untuk AI.
Selain itu, ada tantangan terkait etika AI, terutama mengenai privasi data, pengawasan, dan potensi penyalahgunaan teknologi ini. Pemerintah China harus menghadapi dilema etis yang terkait dengan penggunaan data besar, pengawasan massal, dan keamanan siber. Masalah terkait keamanan teknologi juga menjadi perhatian utama dalam persaingan global untuk mengembangkan dan mengadopsi AI.
6. Kesimpulan
China memiliki visi besar untuk menjadi pemimpin global dalam AI pada tahun 2030. Dengan investasi besar dalam R&D, pengembangan infrastruktur digital, kebijakan pemerintah yang mendukung inovasi, dan penerapan teknologi AI di berbagai sektor ekonomi, China berusaha untuk mencapai tujuannya ini dalam waktu yang relatif singkat. Meskipun ada berbagai tantangan yang harus dihadapi, terutama terkait dengan persaingan global dan masalah etika, China telah membuat langkah signifikan yang memungkinkan negara ini untuk memimpin dalam revolusi teknologi yang akan datang. Jika berhasil, dominasi China dalam bidang AI akan memberikan dampak besar pada ekonomi global, teknologi, dan bahkan geopolitik.